Mengenal Bekantan (Nasalis larvatus), Primata Endemik Pulau Borneo

Ilustrasi- Bekantan (Nasalis larvatus) (foto: gemapos/istock)
Ilustrasi- Bekantan (Nasalis larvatus) (foto: gemapos/istock)

LintasKalteng.ID - Bekantan, atau dikenal dengan nama ilmiah Nasalis larvatus, adalah primata endemik yang hanya ditemukan di pulau Borneo, yang mencakup wilayah Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Bekantan dikenal dengan hidungnya yang besar dan panjang, terutama pada jantan, yang membuatnya mudah dikenali dan menjadi salah satu primata paling unik di dunia.

Ciri-ciri Fisik

Bekantan memiliki beberapa ciri fisik yang khas, antara lain:

  • Hidung: Hidung jantan bekantan sangat besar dan panjang, yang dapat mencapai hingga 10 cm. Hidung ini berperan dalam menarik perhatian betina dan memperkuat suara panggilan mereka.
  • Bulu: Warna bulu bekantan bervariasi dari merah kecokelatan di bagian belakang hingga abu-abu di bagian depan. Bagian wajahnya berwarna kemerahan dengan rambut yang lebih sedikit.
  • Ukuran: Bekantan jantan biasanya lebih besar dari betina, dengan berat mencapai 20 kg, sedangkan betina biasanya memiliki berat sekitar 10 kg.
  • Ekor: Bekantan memiliki ekor panjang yang hampir sepanjang tubuhnya, yang membantu mereka menjaga keseimbangan saat bergerak di pepohonan.

Habitat dan Persebaran

Bekantan hidup di hutan bakau, hutan rawa, dan hutan tepi sungai di pulau Borneo. Mereka sangat tergantung pada ekosistem hutan mangrove yang kaya akan sumber makanan dan menyediakan perlindungan dari predator. Bekantan juga dapat ditemukan di hutan dataran rendah yang berdekatan dengan sungai-sungai besar.

Pola Hidup dan Perilaku

Bekantan adalah hewan arboreal, yang berarti mereka lebih sering berada di pohon daripada di tanah. Mereka hidup dalam kelompok sosial yang terdiri dari satu jantan dominan, beberapa betina, dan anak-anak mereka. Bekantan jantan yang belum dewasa biasanya membentuk kelompok bujangan sebelum akhirnya bergabung dengan kelompok yang sudah mapan atau membentuk kelompok baru.

Makanan utama bekantan adalah daun muda, buah-buahan, dan biji-bijian. Mereka memiliki sistem pencernaan yang unik dengan lambung berbilik, mirip dengan sistem pencernaan pada hewan pemamah biak, yang memungkinkan mereka mencerna makanan berserat tinggi.

Ancaman dan Konservasi

Populasi bekantan terus menurun akibat perusakan habitat, terutama karena penebangan hutan dan konversi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit. Selain itu, perburuan liar juga menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan bekantan.

Bekantan telah dikategorikan sebagai spesies yang terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Berbagai upaya konservasi telah dilakukan untuk melindungi bekantan dan habitatnya, termasuk pembentukan taman nasional dan kawasan konservasi, serta program rehabilitasi dan edukasi masyarakat.

Peran dalam Ekosistem

Bekantan memainkan peran penting dalam ekosistem hutan mangrove dan rawa. Sebagai pemakan buah dan daun, mereka membantu dalam penyebaran biji-bijian yang berkontribusi pada regenerasi hutan. Aktivitas mereka juga membantu menjaga keseimbangan ekosistem dengan mengendalikan populasi tanaman tertentu.

Bekantan adalah salah satu primata paling unik dan menarik di dunia, dengan ciri fisik yang khas dan perilaku sosial yang kompleks. Namun, keberadaan mereka terancam oleh perusakan habitat dan perburuan liar. Melindungi bekantan dan habitatnya adalah tanggung jawab kita semua, baik melalui upaya konservasi maupun edukasi masyarakat tentang pentingnya keberlangsungan spesies ini. Dengan kerja sama dan komitmen, kita dapat memastikan bahwa bekantan tetap menjadi bagian dari warisan alam Borneo yang kaya.(ra)