Kenta, Makanan Tradisional Khas Dayak yang Mulai Langka

Ilustrasi- Kenta (foto: gemakalteng/visit.kalteng.go.id)
Ilustrasi- Kenta (foto: gemakalteng/visit.kalteng.go.id)

Gemapos.ID (Jakarta) - Kenta adalah salah satu makanan tradisional yang merupakan warisan budaya dari masyarakat Dayak di Kalimantan. Makanan ini terbuat dari bahan dasar ketan, yang kemudian diolah dengan berbagai cara untuk menghasilkan hidangan lezat dan bernutrisi. Kenta bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga merupakan bagian penting dari identitas budaya dan tradisi kuliner masyarakat Dayak.

Makanan ini dibuat untuk mengawali kegiatan, seperti panen atau pernikahan dalam Suku Dayak Ngaju, yang dianggap memiliki nilai spiritual tinggi. Secara kebudayaan, kenta adalah makanan sakral yang dijasikan persembahan kepada tatu parei (leluhur/roh padi). Sebagai bentuk terima kasih karena sudah membuat padi berisi.

Diketahui, pembuatan Kenta cukup panjang, alat yang dibutuhkan dikumpulkan seperti lesung-alu, keluair (tuas pengais dari bilah bambu), wadah berupa tikar purun, rotan atau kajang sebagai alas, serta alat penampi untuk memisahkan biji beras dengan kulitnya.

Adapun padi jenis ketan yang baru dipanen, disangrai dengan api sedang. Lalu, ditumbuk saat panas hingga mengelupas, kemudian ditampi sampai padi terpisah dari kulit sekam.

Kemudian kelapa parut yang tidak terlalu tua, beserta gula putih atau gula merah, dan air kelapa muda harus disediakan.

Selanjutnya setelah ketan bersih, secara bertahap lalu diaduk ke dalam cairan gula. Secara bersamaan, dimasukkan juga parutan kelapa sampai rata, dan Kenta siap dinikmati. Sebelumnya, Kenta telah diperkenalkan sebagai makanan khas kepada khalayak luas melalui festival budaya.(ri)